MPOWERINDO
  • Beranda
  • Dinamika Warga
    • Emosi Warga
  • Portal Pembelajaran Mpower
  • JUICER
  • Mpower Radio
  • e-Warung

MPOWERINDO

Empowering for all people..!

  • Beranda
  • Dinamika Warga
    • Emosi Warga
  • Portal Pembelajaran Mpower
  • JUICER
  • Mpower Radio
  • e-Warung
Dinamika Warga

Bangga Menjadi Trendsetter Muda dalam Pemberdayaan Masyarakat di Era Millenial

by Eka Sarmila Oktober 16, 2019
written by Eka Sarmila Oktober 16, 2019
Bangga Menjadi Trendsetter Muda dalam Pemberdayaan Masyarakat di Era Millenial

Dewasa ini, kita sering mendengar berita di surat kabar ataupun media sosial yang semakin ramai membicarakan tentang perubahan. Mulai dari perubahan individu, masyarakat, hingga warga negara. Gagasan tentang perubahan itu sendiri tidak lain disebabkan oleh keinginan manusia untuk berubah. Setiap manusia berharap dapat bertransformasi menjadi individu atau masyarakat yang relatif lebih baik dari sebelumnya. Selain itu penyebab terjadinya perubahan, menurut Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., pendiri Rumah Perubahan dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia perubahan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal atau penyebab perubahan dari dalam disebabkan karena adanya keinginan manusia itu sendiri untuk berubah, penemuan baru, ilmu pengetahuan, konflik, dan demografi. Sedangkan faktor eksternal perubahan dalam suatu masyarakat disebabkan karena adanya bencana alam, pengaruh budaya lain, dan perang. Upaya perubahan yang dipelopori oleh Kang Din di 17 desa di propinsi Jawa Tengah tidak lain disebabkan oleh keinginan masyarakat untuk memiliki kehidupan yang lebih sejahtera serta munculnya sosok Kang Din sebagai seorang trendsetter yang memiliki latar pendidikan yang lebih tinggi dan bertekad ingin memajukan serta menyejahterakan kehidupan warga desa tempat tinggalnya

Proses transformasi atau perubahan yang dilakukan oleh Kang Din dalam rangka pemberdayaan masyarakat di 17 kota di propinsi di Jawa Tengah tidak hanya memfokuskan pada perubahan ekonomi subsitem menjadi ekonomi modern dengan cara-cara baru dalam bidang pertanian. Melainkan pada berbagai bidang yang memiliki manfaat jangka ke depan dalam kehidupan masyarakat. Pertama kita dapat melihat adanya program kesetaraan belajar masyarakat atau sekolah PKBM untuk anak-anak usia 12-18 tahun agar dapat mengembangkan bakatnya dan mendapat pendidikan setara dengan sekolah formal.

Kedua, Kegiatan pertanian modern dengan menggunakan pupuk organik yang keuntungan atau profitnya dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan pertanian subsitem. Ketiga, Program irigasi dan serapan tanah yang baik agar saat musim hujan air yang jatuh dapat tertampung di sumur resapan. Keempat, adanya pelatihan internet sehingga para petani dapat dengan mudah memasarkan produk mereka dan lebih dikenal oleh masyarakat banyak. Kelima, ini adalah point terpeting dimana Kang Din memperjuangkan tentang Undang-Undang Pertanian dengan harapan para petani dapat terlindungi dan berdaya sebab hak-hak yang harus dicapai dilindungi oleh negara serta bagaimana penerapan new power dengan mengkolaborasikan dan mengeksplorasi potensi dalam masyarakat.               

Perubahan yang telah dan sedang dilaksanakan oleh Kang Din dan Komunitas dapat dilihat dari berbagai batasan mulai dari sisi mikro, messo, dan makro. Perubahan miko memiliki arti perubahan yang terjadi pada lingkup yang lebih kecil atau yang dampaknya dirasakan oleh seorang indvidu. Perubahan yang terjadi dari sisi mikro dalam tayangan tersebut misalnya, pendapatan tiap-tiap individu dengan adanya kegiatan ini menjadi bertambah karena hasil panen yang meningkat. Selanjutnya, perubahan dari sisi messo atau menengah adalah perubahan yang dampaknya dirasakan oleh lingkungan sekitar. Misalnya, dengan adanya sekolah kesetaraan anak-anak di daerah tersebut dapat merasa lebih bahagia dengan metode pembelajaran yang ada. Mereka tidak dibatasi untuk berekspresi dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan.

Selain itu mereka juga tetap dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang  berikutnya. Perubahan dari sisi Makro atau perubahan yang memiliki dampak yang lebih besar masyarakat di 17 kota di propinsi Jawa Tengah dapat memaksimalkan hasil panen yang akhirnya dapat menyejahterakan kegiatan perekonomian serta adanya kegiatan organiasi atau politik untuk memperjuangkan hak-hak petani lewat undang-undang pertanian. Pembuatan undang-undang pertanian ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Karl Marx yaitu teori konflik dimana adanya perbedaan kepentingan antara pemilik modal dengan pekerja. Tayangan ini menggambarkan tentang perbedaan kepentingan antara petani, konsumen, dan pemerintah yang jika tidak diselesaikan dengan bijak akan menimbulkan rantai konflik yang berkepanjangan.

Pada kegiatan perubahan yang dilakukan oleh Kang Din dan Komunitas mereka tidak lupa untuk tetap mempertahankan keseimbangan lingkungan ditengah pengaruh eksternal dalam perubahan. Hal ini dapat kita lihat dari upaya yang dilakukan oleh mereka dalam melakukan usaha tani. Walaupun kegiatan pertanian mengarah kepada perekonomian modern tetapi media untuk menyukseskan kegiatan tersebut dibuat ramah lingkungan dan lebih memperhatikan kearifan lokal atau (Local Wisdom). Misalnya, penggunaan pupuk organik atau pupuk kandang sebagai sarana untuk menyuburkan tanah.

Dalam proses perubahan tersebut kita dapat melihat bahwa terjadi proses diferensiasi. Diferensiasi sendiri adalah perubahan atau perkembangan suatu hal yang homogen menjadi heterogen, terciptanya pembagian kerja yang jelas berdasarkan umur dan jenis kelamin. Hal ini dapat kita lihat melalui perkembangan masyarakat desa di Jawa Tengah yang semula bertani menggarap sawah sendiri-sendiri kemudian membentuk sebuah organisasi atau lembaga yang menanungi kelompok petani. Sehingga terciptalah struktur organisasi yang mengatur pembagian kerja. Langkah yang digunakan ini sejalan dengan penjelasan Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., pendiri Rumah Perubahan dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang mengemukakan trend kekuatan di era old dan new power.

Walaupun harganya lebih mahal kelestarian tanah lebih terjaga. Selain itu, Kang Din dan komunitas juga mengenalkan makanan lokal sebagai produk unggulan mereka. Makanan hasil olahan singkong mereka kembangkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual lebih tinggi dari sebelumnya. Terlebih singkong adalah makanan khas Indonesia.

Awalnya masyarakat desa berjuang sendiri dan selalu mengganggap “saya” harus menjadi lebih baik dan sejahtera yang merupakan ciri dari kekuatan jaman dahulu dan berubah menjadi sebuah organisasi yang mengatakan “Kita” harus menjadi lebih sejahtera dimana hal tersebut adalah ciri dari new power yang lebih mengedepankan bahwa masyarakat harus dapat berkolaborasi dan mengkesplorasi bersama agar keuntungan yang di dapat jauh lebih besar, jika dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri.

Proses transformasi atau berubah ke arah yang lebih baik pada umumnya mengarah pada harapan individu atau masyarakat dalam mencapai hidup yang lebih sejahtera. Fokus utama konsep perubahan yang dilakukan oleh Kang Din adalah bagaimana membentuk masyarakat yang siap menghadapi era revolusi industri 4.0 sebab dalam tayangan tersebut tujuan utama yang ingin dicapai oleh Kang Din bukan hanya bagaimana mendapat uang atau profit dari hasil pertanian melainkan menjadi masyarakat yang berdaya lewat kolaborasi dan eksplorasi potensi. Kang Din berharap dengan adanya organisasi petani ini kita dalam konteks yang lebih luas Bangsa Indonesia dapat menghadapi tantangan ke depan.

Terlebih dalam bidang pangan kita sebagai negara agraris terbesar belum berhasil melakukan swasembada pangan tetapi mengimpor pangan dari negara tetangga. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama agar Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi. Tayangan ini memotivasi saya untuk turut serta menjadi agen perubahan dalam komunitas orang dewasa khususnya bagaimana mengkolaborasikan beberapa potensi menjadi suatu hal yang besar. Hal ini menjadi tantangan yang besar bagi diri saya sebab semasa SMA saya terbiasa melakukan berbagai hal secara individu. Padahal di era seperti saat ini bukan hanya kompetisi yang dikedepankan melainkan bagimana kita berkolaborasi untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal

Berdasarkan video tersebut kita dapat melihat realita permasalah yang timbul dari berbagai aspek seperti Biologi, Psikologi dan Isu-isu sosial. Perubahan yang dilakukan oleh Kang Din dan komunitas secara biologis memperlihatkan kepada kita bahwa sejatinya masyarakat desa memiliki potensi belajar yang sama dengan masyarakat kota. Banyak diantara kita yang beranggapan bahwa masyarakat desa dengan sebutan Ndeso atau kampungan yang tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan seperti masyarakat kota karena faktor keturunan atau biologisnya yang memiiliki pendidikan tertinggal. Nyatanya dalam video tersebut banyak masyarakat di desa yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang setara dan mungkin lebih baik dari masyarakat di kota-kota besar. Secara Psikologi, anggapan budaya desa adalah kuno tidak semuanya benar. Video tersebut membantah prespektif ini dimana sesuatu yang biasa dapat menjadi modern bahkan go international. Seperti bagaimana pengolahan bahan makanan singkong.

Awalnya kita berpikir makan singkong adalah budaya yang kuno, tetapi semakin berkembangnya zaman olahan singkong menjadi lebih modern bahkan go international. Selain itu, point terpenting masalah yang diangkat dari video ini adalah tentang undang-undang perlindungan petani dan swasembada pangan. Pengajuan tentang UU Perlindungan petani dinilai penting sebab banyaknya penyelewengan dan anggapan rendah tentang peran penting petani dalam menjaga ketahanan pangan. Selain itu, sebagai negara agraris terbesar kecukupan pangan masih belum dapat terpenuhi oleh pertanian dalam negeri yang akhirnya terjadilah impor bahan pangan. Padahal jika potensi yang ada dimaksimalkan dengan baik pertanian Indonesia dapat mencukupi kebutuhan pangan bahkan swasembada pangan.

Jadi, berdasarkan tayangan tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia dalam suatu lingkungan memiliki peran yang sangat penting. Setiap manusia harus dapat menjadi pemimpin paling tidak bagi dirinya sendiri dan sebaik-baik manusia adalah ia yang dapat bermanfaat dan melakukan pemberdayaan dalam masyarakat. Sebagai generasi muda sudah sepatutnya kita memiliki peran aktif dan turut serta dalam melakukan pemberdayaan masyarakat.

Menjadi trendsetter adalah sebuah pemikiran yang harus dimiliki oleh generasi muda agar apa yang ia lakukan jauh lebih bermanfaat. Terlebih menurut data BPS pertahun 2020-2030 kita akan mengalami bonus demografi. Oleh karena itu, mari mulailah maksimalkan potensi yang ada di dalam diri kita kemudian mulailah melakukan pemberdayaan masyarakat. So,Berdayalah !

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrRedditStumbleuponWhatsappTelegram
Eka Sarmila

previous post
Kesan-Kesan Aksi Fasilitasi SDGs 8 “Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi”
next post
EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL DALAM MENGHAPUSKAN JEJAK KETIMPANGAN DAN PERMASALAHAN DI DESA PABUARAN KECAMATAN SUKAMAKMUR, BOGOR

You may also like

BAGAIMANA KAMI MEMFASILITASI MEREKA?

Mei 6, 2021

Solusi Tetap Belajar Walau Ada Dilema Covid-19

April 12, 2020

EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL DALAM MENGHAPUSKAN JEJAK KETIMPANGAN DAN...

Desember 9, 2019

Kesan-Kesan Aksi Fasilitasi SDGs 8 “Pekerjaan layak dan...

Juli 24, 2019

Kesan-Kesan Melakukan Aksi Fasilitasi

Juli 24, 2019

Perjuangan Gender Equality Itu Penting

Juli 24, 2019

Kesan dan Pesan Fasilitasi SDGs 15 Ekosistem Darat

Juli 24, 2019

Kesan dan Pesan Fasilitasi SDG’s 2

Juli 24, 2019

Kesan dan Pesan saat Aksi Fasilitasi SDG 7

Juli 24, 2019

Semangat Dalam Keterbatasan

Juli 24, 2019

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Pencarian

Mpower Terbaru

  • BAGAIMANA KAMI MEMFASILITASI MEREKA?

    Mei 6, 2021
  • Trik Membaca dan Memahami Artikel Ilmiah Praksis Pendidikan Masyarakat

    Juni 18, 2020
  • Solusi Tetap Belajar Walau Ada Dilema Covid-19

    April 12, 2020
  • EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL DALAM MENGHAPUSKAN JEJAK KETIMPANGAN DAN PERMASALAHAN DI DESA PABUARAN KECAMATAN SUKAMAKMUR, BOGOR

    Desember 9, 2019
  • Bangga Menjadi Trendsetter Muda dalam Pemberdayaan Masyarakat di Era Millenial

    Oktober 16, 2019

Editorial Mpower

  • 1

    Demi kebutuhan hidup, aku rela jadi kuli kupas bawang

    Maret 26, 2019
  • 2

    Kisah Inspiratif Seorang Guru Ngaji

    April 22, 2019
  • 3

    Budaya Antri? Apa perlu?

    Maret 25, 2019
  • 4

    Demi Bertahan Hidup, Saya Rela Buang Benang

    April 22, 2019
  • 5

    Kesan-Kesan Aksi Fasilitasi SDGs 8 “Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi”

    Juli 24, 2019
  • 6

    MANUSIA KECIL DIBALIK BONEKA MAMPANG

    Maret 17, 2019

Kategori

  • Aksi Digital (5)
  • Dinamika Warga (152)
  • Editorial Mpower (8)
  • Emosi Warga (7)
  • Konstelasi Aksi (11)
  • Landasan PenMas (1)
  • Media Belajar PenMas (9)
  • Nilai-nilai Inti PenMas (5)
  • Sistem Pembelajaran PenMas (9)
  • Uncategorized (5)

Jaringan Social Mpower

Facebook Twitter Google + Instagram Linkedin Youtube Email RSS

Nawala Mpower

Mohon Saya dikirimkan secara berkelanjutan baik informasi, artikel, undangan aksi, agenda aksi, & laporan aksi Mpowerindo agar selalu semakin BERDAYA!

Log Masuk

Marwah Mpowerindo

Laboratorium Pendidikan Masyarakat - UNJ

Wahana pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan Pendidikan Masyarakat Indonesia.

Google + Youtube Email RSS

Paket Praxis Pendidikan Masyarakat

BAGAIMANA KAMI MEMFASILITASI MEREKA?

Trik Membaca dan Memahami Artikel Ilmiah Praksis Pendidikan...

Solusi Tetap Belajar Walau Ada Dilema Covid-19

EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL DALAM MENGHAPUSKAN JEJAK KETIMPANGAN DAN...

Bangga Menjadi Trendsetter Muda dalam Pemberdayaan Masyarakat di...

  • Google +
  • Instagram
  • Linkedin
  • Youtube
  • Email
  • RSS

@2019 - All Right Reserved. Designed and Developed by Mpowerindo